BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan pertanian merupakan lahan yang strategis dan berperan penting dalam
perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam
penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri. Kesadaran terhadap
peran tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat masih tetap memelihara
kegiatan pertanian mereka meskipun negara telah menjadi negara industri.
Sehubungan dengan itu, pengendalian lahan pertanian merupakan salah satu
kebijakan nasional yang strategis untuk tetap memelihara industri pertanian
primer dalam kapasitas penyediaan pangan, dalam kaitannya untuk mencegah
kerugian sosial ekonomi dalam jangka panjang mengingat sifat multi fungsi lahan
pertanian. masalah alih fungsi lahan pertanian yang dapat mengurangi jumlah
lahan pertanian, terutama lahan sawah, telah berlangsung sejak dasawarsa 90-an.
Akan tetapi sampai saat ini pengendalian alih fungsi lahan pertanian belum
berhasil diwujudkan. Selama ini berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah
pengendalian konversi lahan sawah sudah banyak dibuat.
Sumberdaya
lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
manusia. Salah satu penyebab yang sering kita dapat dalam pemanfaatan lahan
adalah adanya alih fungsi lahan ( konversi ) lahan . Hal ini muncul seiring
dengan bertambahnya kebutuhan dan permintaan terhadap lahan Penyempitan lahan
pertanian tersebut dikarenakan adanya pembangunan perumahan yang semakin
bertambah tiap tahunnya. Sehingga bisa dikatakan, setiap tahun lahan pertanian
di kelurahan takkalala akan terus mengalami penyempitan. Dengan adanya
pembangunan perumahan tersebut, maka juga akan berdampak pada keadaan sosial
ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat petani di sekitar daerah tersebut.
Selain itu, mengingat lahan sangat memegang peranan penting dalam menunjang
kehidupan baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Rumusan masalah :
1. Bagaimanakah
kondisi lahan pertanian di kecamatan wara selatan kelurahan takalala sebelum
adanya pembangunan perumahan?
2. Apakah
factor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi lahan pertanian
menjadi perumahan di kelurahan takalala?
Tujuan penulisan :
1. Untuk
mengetahui kondisi lahan pertanian di kelurahan takalala sebelum adanya
pembangunan perumahan serta mengetahui apa penyebab terjadinya perubahan
pertanian menjadi perumahan di kelurahan takalala.
2. Untuk
mengetahui factor-faktor penyebab terjadinya pengalihan fungsi lahan pertanian
menjadi perumahan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KONDISI
LAHAN PERTANIAN DI KELURAHAN TAKALALA SEBELUM ADANYA PEMBANGUNAN PERUMAHAN
Sebelum
adanya perumahan yang di bangun di kelurahan takalala itu pendapatan hasil
pertanian masyarakat di kelurahan itu boleh di kata cukup memadahi untuk
kebutuhan masyarakat di daerah itu. Akan tetapi dengan padatnya jumlah penduduk
di daerah tersebut itu mengharuskan unuk membangun perumahan di lahan
persawahan di daerah tersebut.
sawah beririgasi di takalala berubah jadi perumahan.
Membangun rumah, jalan, dan fasilitas lainnya sudah pasti membutuhkan lahan. Di
sini, penting sekali adanya kebijakan politik pembangunan yang terarah,
terpadu, dan konsisten. Saat ini, ilmu perencanaan pengembangan wilayah sudah
maju pesat. Kalau ada yang cocok untuk pertanian, hampir dipastikan cocok pula
untuk perumahan dan yang lainnya. Tapi, belum tentu sebaliknya. Sangat logis bahwa
semakin tinggi produktivitas lahan sawah yang terkonversi, semakin tinggi pula
kerugian yang terjadi. Berdasarkan data pengamatan saya saat berada di daerah
takalala.
Sektor
pertanian hingga tahun 2010 menjadi sumber perkembangan perekonomian yang mampu
diandalkan di Kota Palopo. Komoditas padi dan durian masih dijadikan komoditas
andalan di Kota Palopo, hal ini dimungkinkan karena dukungan sumber daya lahan
dengan luas panen 5.140 ha dengan produksi padi sebesar 22.829 ton dan tingkat
produktivitas 4,44 ton/ha yang tersebar diseluruh kecamatan. Kota Palopo
terdapat 9 wilayah kecamatan yaitu; Kecamatan Bara, Mungkajang, Sendana,
Telluwanua, Wara, Wara Barat, Wara Selatan, Wara Timur, dan Wara Utara.
Produktivitas tertinggi dari tiga daerah penghasil utama padi dicapai di
Kecamatan Wara, Telluwanua, dan Sendana. Tingginya tingkat produktivitas yang
dicapai kesembilan wilayah tersebut karena dukungan sarana penunjang yang cukup
produktif (jaringan irigasi) yang seimbang dengan luas areal dibandingkan
dengan daerah lain. Adapun ptensi potensi pengembangan tanaman hortikultura mencapai
1.589 ha dengan adapun produksi durian mencapai 284 ton/tahun.
Untuk
daerah yang masih dalam tahap berkembang seperti kota palopo, tuntutan
pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, pemukiman, maupun kawasan
industri, turut mendorong permintaan terhadap lahan. Akibatnya, banyak lahan
sawah, terutama yang berada dekat dengan kawasan perkotaan, beralih fungsi
untuk penggunaan tersebut. perubahan sosial ekonomi (pekerjaan, pendidikan,
pendapatan, keadaan bangunan tempat tinggal, kepemilikan barang berharga), dan
perubahan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan. Yang menjadi subjek adalah
petani (pemilik lahan) yang melakukan alih fungsi lahan pertanian. Dan di kota
palopo Dengan peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang terjadi di
daerah takalala jumlah produksi pangan yang semakin banyak. Sementara di sisi
lain pertumbuhan ekonomi menuntut adanya permintaan jumlah lahan untuk pembangunan
perumahan. Padahal peningkatan produktifitas sangat dipengaruhi oleh besarnya
lahan yang digunakan. Disini faktor lahan pertanian mempunyai pengaruh yang
sangat penting, sehingga jika keberadaanya menurun maka akan mengganggu jumlah
produksi pangan yang ada.
B.
FAKTOR
- FAKTOR PERALIHAN FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI PERUMAHAN DI KELURAHAN
TAKALALA
Yang
menjadi factor factor terjadinya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi lahan
non pertanian di takalala adalah Pemerintah kota palopo lebih focus memusatkan
pembangunan di daerah wara selatan ketimbang daerah wara utara dikarnakan wara
selatan memiliki sarana dan prasarana yang ada di wara selatan sudah lengkap di
wara selatan sudah ada sekolah tinggi kemedian pengadaan jalan baru dan
sekolah.
Kemudian
masalah Dampak perubahan fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat selaku petani yang dilihat dari pendidikan, kualitas rumah tinggal
dan kepemilikan barang berharga. Dilihat dari kondisi sosial ekonomi petani,
adanya perubahan penggunaan lahan pertanian membawa dampak positif bagi
kebutuhan hidup mereka. Dari hasil penjualan lahan pertanian dampak terhadap
pendidikan putra-putri pelaku akan mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Dampak terhadap kualitas rumah tinggal pelaku, dilihat dari sebelumnya, keadaan
rumah sudah mengalami kemajuan. Sedangkan dampak terhadap kepemilikan barang
berharga, juga sudah mengalami peningkatan.
Di
daeara wara selata sudah di rancang dalam RPJMD Kota palopo bahwa di daerah
songka akan di bangun sebuah terminal yang luas nya skitaran 10 Ha. Ini juga
yang menjadi salah satu factor mengapa pemerintah kota palopo melakukan
pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan. Di tambah lagi adanya
salah satu sekolah tinggi ilmu ekonomi dan akademik kebidanan di kelurahan
takalala sehingga masyarakat di daerah tersebut banyak yang mengali fungsikan
lahan pertanian mereka menjadi lahan non-pertanian.
Alih fungsi lahan merupakan beralihnya fungsi
penggunaan lahan dari pertanian ke non
pertanian. Alih fungsi lahan tersebut secara langsung mengurangi jumlah lahan
pertanian yang ada di Kota Palopo kec.wara selatan. Berdasarkan wawancara langsung kepada bidang
Pengaturan dan Penataan Pertanahan (P3) Kota Palopo, ada 2 ( dua )
faktor-faktor penyebab mengapa alih fungsi lahan semakin besar di Kota Palopo
kec. Wara selatan antara lain sebagai berikut:
1) Karena
tuntutan perkembangan Kota palopo
2) Tuntutan
Ekonomi
Dengan
adanya alih fungsi lahan pada saat sekarang ini belum memberikan dampak yang
serius terhadap kerawanan pangan, Akan tetapi ini bisa menjadi masalah yang
serius terhadap ketahan pangan jika semakin banyak alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Dan kemudian
dengan adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian ini akan menimbulkan
pengagguran di bagian pertanian sebagian orang akan kehilangan mata
pencahariannya. Baru Sementara tempat lain belum tentu dapat menerimanya karena
kurangnya keahlian yang ada.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
:
Berdasarkan
uraian di atas bahwa dalam penulisan ini yang menjadi daerah yang saya bahas adalah
kelurahan takalala kecamatan wara selatan. Kelurahan takalala merupakan salah
satu kelurahan yang terletak di Kecamatan wara selatan kota palopo.
Salah satu penyebab
yang sering kita dapat dalam pemanfaatan lahan adalah adanya alih fungsi lahan
konversi lahan . Hal ini muncul seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan
permintaan terhadap lahan Penyempitan lahan pertanian tersebut dikarenakan
adanya pembangunan perumahan yang semakin bertambah tiap tahunnya. Untuk daerah
yang masih dalam tahap berkembang seperti kota palopo, tuntutan pembangunan
infrastruktur baik berupa jalan, pemukiman, maupun kawasan industri, turut
mendorong permintaan terhadap lahan. Akibatnya, banyak lahan sawah, terutama
yang berada dekat dengan kawasan perkotaan, beralih fungsi untuk penggunaan
tersebut.
Sektor pertanian hingga tahun 2010 menjadi
sumber perkembangan perekonomian yang mampu diandalkan di Kota Palopo. hal ini
dimungkinkan karena dukungan sumber daya lahan dengan luas panen 5.140 ha
dengan produksi padi sebesar 22.829 ton dan tingkat produktivitas 4,44 ton/ha
yang tersebar diseluruh kecamatan. Kota Palopo terdapat 9 wilayah kecamatan.
SARAN
:
Menurut hemat saya pemerintah kota
palopo seharus-nya tiadak melakukan pengalihan fungsi lahan pertanian yang
beririgasi teknis menjadi lahan non- pertanian seseuai dengan perda No. 21
tahun 2013 butir ke 5
Kalaulah memang pengalihan fungsi
lahan pertanian ke non pertanian ini harus dilaksanakan di karanakan tuntutan
perkembangan Kota pemerintah setidak tidaknya menyediakan lahan untuk
masyarakat sekitar untuk mereka kelolah
agar kurangnya pengaguran di bidang pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar