Minggu, 28 Juni 2015

alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian










BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan  pertanian merupakan lahan  yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri. Kesadaran terhadap peran tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat masih tetap memelihara kegiatan pertanian mereka meskipun negara telah menjadi negara industri. Sehubungan dengan itu, pengendalian lahan pertanian merupakan salah satu kebijakan nasional yang strategis untuk tetap memelihara industri pertanian primer dalam kapasitas penyediaan pangan, dalam kaitannya untuk mencegah kerugian sosial ekonomi dalam jangka panjang mengingat sifat multi fungsi lahan pertanian. masalah alih fungsi lahan pertanian yang dapat mengurangi jumlah lahan pertanian, terutama lahan sawah, telah berlangsung sejak dasawarsa 90-an. Akan tetapi sampai saat ini pengendalian alih fungsi lahan pertanian belum berhasil diwujudkan. Selama ini berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah pengendalian konversi lahan sawah sudah banyak dibuat.
Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Salah satu penyebab yang sering kita dapat dalam pemanfaatan lahan adalah adanya alih fungsi lahan ( konversi ) lahan . Hal ini muncul seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan permintaan terhadap lahan Penyempitan lahan pertanian tersebut dikarenakan adanya pembangunan perumahan yang semakin bertambah tiap tahunnya. Sehingga bisa dikatakan, setiap tahun lahan pertanian di kelurahan takkalala akan terus mengalami penyempitan. Dengan adanya pembangunan perumahan tersebut, maka juga akan berdampak pada keadaan sosial ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat petani di sekitar daerah tersebut. Selain itu, mengingat lahan sangat memegang peranan penting dalam menunjang kehidupan baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Rumusan masalah :
1.     Bagaimanakah kondisi lahan pertanian di kecamatan wara selatan kelurahan takalala sebelum adanya pembangunan perumahan?
2.     Apakah factor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di kelurahan takalala?
Tujuan penulisan :
1.     Untuk mengetahui kondisi lahan pertanian di kelurahan takalala sebelum adanya pembangunan perumahan serta mengetahui apa penyebab terjadinya perubahan pertanian menjadi perumahan di kelurahan takalala.
2.     Untuk mengetahui factor-faktor penyebab terjadinya pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan?












BAB II
PEMBAHASAN
A.              KONDISI LAHAN PERTANIAN DI KELURAHAN TAKALALA SEBELUM ADANYA PEMBANGUNAN PERUMAHAN
Sebelum adanya perumahan yang di bangun di kelurahan takalala itu pendapatan hasil pertanian masyarakat di kelurahan itu boleh di kata cukup memadahi untuk kebutuhan masyarakat di daerah itu. Akan tetapi dengan padatnya jumlah penduduk di daerah tersebut itu mengharuskan unuk membangun perumahan di lahan persawahan di daerah tersebut.
            sawah beririgasi di takalala berubah jadi perumahan. Membangun rumah, jalan, dan fasilitas lainnya sudah pasti membutuhkan lahan. Di sini, penting sekali adanya kebijakan politik pembangunan yang terarah, terpadu, dan konsisten. Saat ini, ilmu perencanaan pengembangan wilayah sudah maju pesat. Kalau ada yang cocok untuk pertanian, hampir dipastikan cocok pula untuk perumahan dan yang lainnya. Tapi, belum tentu sebaliknya. Sangat logis bahwa semakin tinggi produktivitas lahan sawah yang terkonversi, semakin tinggi pula kerugian yang terjadi. Berdasarkan data pengamatan saya saat berada di daerah takalala.
  Sektor pertanian hingga tahun 2010 menjadi sumber perkembangan perekonomian yang mampu diandalkan di Kota Palopo. Komoditas padi dan durian masih dijadikan komoditas andalan di Kota Palopo, hal ini dimungkinkan karena dukungan sumber daya lahan dengan luas panen 5.140 ha dengan produksi padi sebesar 22.829 ton dan tingkat produktivitas 4,44 ton/ha yang tersebar diseluruh kecamatan. Kota Palopo terdapat 9 wilayah kecamatan yaitu; Kecamatan Bara, Mungkajang, Sendana, Telluwanua, Wara, Wara Barat, Wara Selatan, Wara Timur, dan Wara Utara. Produktivitas tertinggi dari tiga daerah penghasil utama padi dicapai di Kecamatan Wara, Telluwanua, dan Sendana. Tingginya tingkat produktivitas yang dicapai kesembilan wilayah tersebut karena dukungan sarana penunjang yang cukup produktif (jaringan irigasi) yang seimbang dengan luas areal dibandingkan dengan daerah lain. Adapun ptensi potensi pengembangan tanaman hortikultura mencapai 1.589 ha dengan adapun produksi durian mencapai 284 ton/tahun. 
Untuk daerah yang masih dalam tahap berkembang seperti kota palopo, tuntutan pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, pemukiman, maupun kawasan industri, turut mendorong permintaan terhadap lahan. Akibatnya, banyak lahan sawah, terutama yang berada dekat dengan kawasan perkotaan, beralih fungsi untuk penggunaan tersebut. perubahan sosial ekonomi (pekerjaan, pendidikan, pendapatan, keadaan bangunan tempat tinggal, kepemilikan barang berharga), dan perubahan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan. Yang menjadi subjek adalah petani (pemilik lahan) yang melakukan alih fungsi lahan pertanian. Dan di kota palopo Dengan peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang terjadi di daerah takalala jumlah produksi pangan yang semakin banyak. Sementara di sisi lain pertumbuhan ekonomi menuntut adanya permintaan jumlah lahan untuk pembangunan perumahan. Padahal peningkatan produktifitas sangat dipengaruhi oleh besarnya lahan yang digunakan. Disini faktor lahan pertanian mempunyai pengaruh yang sangat penting, sehingga jika keberadaanya menurun maka akan mengganggu jumlah produksi pangan yang ada.


B.              FAKTOR - FAKTOR PERALIHAN FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI PERUMAHAN DI KELURAHAN TAKALALA
Yang menjadi factor factor terjadinya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian di takalala adalah Pemerintah kota palopo lebih focus memusatkan pembangunan di daerah wara selatan ketimbang daerah wara utara dikarnakan wara selatan memiliki sarana dan prasarana yang ada di wara selatan sudah lengkap di wara selatan sudah ada sekolah tinggi kemedian pengadaan jalan baru dan sekolah.
Kemudian masalah Dampak perubahan fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat selaku petani yang dilihat dari pendidikan, kualitas rumah tinggal dan kepemilikan barang berharga. Dilihat dari kondisi sosial ekonomi petani, adanya perubahan penggunaan lahan pertanian membawa dampak positif bagi kebutuhan hidup mereka. Dari hasil penjualan lahan pertanian dampak terhadap pendidikan putra-putri pelaku akan mengalami peningkatan dari sebelumnya. Dampak terhadap kualitas rumah tinggal pelaku, dilihat dari sebelumnya, keadaan rumah sudah mengalami kemajuan. Sedangkan dampak terhadap kepemilikan barang berharga, juga sudah mengalami peningkatan.
Di daeara wara selata sudah di rancang dalam RPJMD Kota palopo bahwa di daerah songka akan di bangun sebuah terminal yang luas nya skitaran 10 Ha. Ini juga yang menjadi salah satu factor mengapa pemerintah kota palopo melakukan pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan. Di tambah lagi adanya salah satu sekolah tinggi ilmu ekonomi dan akademik kebidanan di kelurahan takalala sehingga masyarakat di daerah tersebut banyak yang mengali fungsikan lahan pertanian mereka menjadi lahan non-pertanian.
Alih fungsi lahan merupakan beralihnya fungsi penggunaan lahan dari   pertanian ke non pertanian. Alih fungsi lahan tersebut secara langsung mengurangi jumlah lahan pertanian yang ada di Kota Palopo kec.wara selatan.  Berdasarkan wawancara langsung kepada bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan (P3) Kota Palopo, ada 2 ( dua ) faktor-faktor penyebab mengapa alih fungsi lahan semakin besar di Kota Palopo kec. Wara selatan antara lain sebagai berikut:
1)     Karena tuntutan perkembangan Kota palopo
2)     Tuntutan Ekonomi
Dengan adanya alih fungsi lahan pada saat sekarang ini belum memberikan dampak yang serius terhadap kerawanan pangan, Akan tetapi ini bisa menjadi masalah yang serius terhadap ketahan pangan jika semakin banyak alih fungsi lahan  pertanian ke non pertanian. Dan kemudian dengan adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian ini akan menimbulkan pengagguran di bagian pertanian sebagian orang akan kehilangan mata pencahariannya. Baru Sementara tempat lain belum tentu dapat menerimanya karena kurangnya keahlian yang ada.




















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
            Berdasarkan uraian di atas  bahwa dalam penulisan  ini yang menjadi daerah yang saya bahas adalah kelurahan takalala kecamatan wara selatan. Kelurahan takalala merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan wara selatan kota palopo.
 Salah satu penyebab yang sering kita dapat dalam pemanfaatan lahan adalah adanya alih fungsi lahan konversi lahan . Hal ini muncul seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan permintaan terhadap lahan Penyempitan lahan pertanian tersebut dikarenakan adanya pembangunan perumahan yang semakin bertambah tiap tahunnya. Untuk daerah yang masih dalam tahap berkembang seperti kota palopo, tuntutan pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, pemukiman, maupun kawasan industri, turut mendorong permintaan terhadap lahan. Akibatnya, banyak lahan sawah, terutama yang berada dekat dengan kawasan perkotaan, beralih fungsi untuk penggunaan tersebut.
 Sektor pertanian hingga tahun 2010 menjadi sumber perkembangan perekonomian yang mampu diandalkan di Kota Palopo. hal ini dimungkinkan karena dukungan sumber daya lahan dengan luas panen 5.140 ha dengan produksi padi sebesar 22.829 ton dan tingkat produktivitas 4,44 ton/ha yang tersebar diseluruh kecamatan. Kota Palopo terdapat 9 wilayah kecamatan.
SARAN :
            Menurut hemat saya pemerintah kota palopo seharus-nya tiadak melakukan pengalihan fungsi lahan pertanian yang beririgasi teknis menjadi lahan non- pertanian seseuai dengan perda No. 21 tahun 2013 butir ke 5
            Kalaulah memang pengalihan fungsi lahan pertanian ke non pertanian ini harus dilaksanakan di karanakan tuntutan perkembangan Kota pemerintah setidak tidaknya menyediakan lahan untuk masyarakat sekitar  untuk mereka kelolah agar kurangnya pengaguran di bidang pertanian.
           

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar